Sabtu, 25 Januari 2020

Adam Dan Hawa

Adam Dan Hawa 

Diantara kedua saudara ini dikemudian hari bertikai. Qabil dengki pada adiknya Habil, karena tongkat kepemimpinan (agama) diwariskan kepada Habil. Dan Qabilpun membunuh Habil. Barangkali Anda lebih familiar dengan cerita versi lainnya dimana pertengkaran Qabil dan Habil disebabkan oleh perempuan; istri Habil (yang merupakan kembaran Qabil lebih cantik dari istri Qabil yang merupakan kembaran Habil = Qabil lebih cakep dari Habil). Qabil iri, dengki. Kalau Anda setuju pada informasi terakhir ini, lagi-lagi perempuan menjadi titik persoalan, dan anak-anak Adam berselisih hanya gara-gara perempuan. Ini seperti orang-orang di Bar yang seringkali berkelahi gara-gara memperebutkan perempuan. Terserah Anda percaya pada kisah yang mana. Saya lebih yakin pada yang pertama dengan berbagai alasan sebagaimana Anda juga punya alasan bilamana memilih yang kedua.

Yang ingin dikemukakan disini adalah bahwa kisah-kisah ini memberikan gambaran tentang persoalan-persoalan pertama ummat manusia yang harus kita ambil sebagai pelajaran, yakni: Kesombongan dan Kebodohan Iblis, Keserakahan Adam, dan Kedengkian Qabil. Inilah beberapa persoalan utama yang melahirkan dosa dan kejahatan berikutnya dan melebar kemana-mana. Cak Nur menterjemahkan kisah ini sebagai lambang bagi “Tiga dosa” pertama; yakni Kesombongan (Iblis), Keserakahan (Adam) dan Kedengkian (Qabil). Sebetulnya ini menggambarkan kenyataan kehidupan kita; kita mewarisi tiga sifat ini sehingga dari sini kita menciptakan dosa-dosa berikutnya. Karena sombong kita menindas yang lain dan menjadi musyrik. Karena serakah kita merugikan yang lain dan menjadi egois. Karena dengki, kita menghasut dan memfitnah sampai membunuh dan sebagainya. Karena, karena dan karena maka, maka dan maka !

Sekarang kita coba analisa sedikit. Sudah nampak pada kita bagaimana perempuan menjadi korban dari beberapa penafsiran diatas. Tak pelak lagi perempuan menjadi sumber huru hara sampai-sampai dihubungkan dengan sakitnya melahirkan, datang bulan, dan pekerjaan rutin yang membosankan yang semuanya digambarkan sebagai hal-hal yang negatif. Saya dulu menganggap tafsiran-tafsiran ini benar, hanya karena memahami ayat-ayat Tuhan dari ungkapan-ungkapan lahiriah dan tidak memaknainya dalam skala yang lebih luas. Tetapi saya berfikir, betapa kejamnya Tuhan terhadap perempuan. Cara ini akan mengakibatkan perempuan menjadi makhluk kelas dua dan setiap laki-laki akan meremehkan perempuan. Celakanya banyak perempuan menerima nasibnya atas penafsiran ini bahwa kaumnya sumber malapetaka. Ini bukan saja tidak adil, tetapi juga bertentangan dengan keseluruhan sistem ciptaan.

Kawan, sesungguhnya kesempurnaan laki-laki adalah perempuan dan begitu sebaliknya. Alam ciptaan dibentuk melalui polarisasi laki-perempuan. Bahkan diri kita terdiri dari badan dan ruh (negatif-positif). Kita mengenal dalam teori adanya dualitas Ilahi, yakni aspek laki-laki-Nya dan aspek perempuan-Nya, Sifat-sifat dan Nama-nama-Nya; laki-perempuan, laki-perempuan. Pada tradisi kearifan Pria disimbolkan esensi keberadaan dan wanita dilambangkan manifestasi keberadaan. Dalam perhitungan kosmologis Pena adalah pria, Lembaran adalah wanita. Pena aktif, lembaran reseptif.

Kalau kita merujuk kepada Al Qur’an, sebagaimana ayat-ayat yang telah dikutipkan, maka saya ingin mengajukan dulu bahwa Al Qur’an, menurut Imam Ja,far senantiasa mengajarkan dengan empat cara; ungkapan, kiasan, kehalusan dan hakikat. Ungkapan untuk orang awam, kiasan untuk orang pilihan, kehalusan untuk para wali dan hakekat untuk para nabi. Oleh karena itu kita bisa melihat makna-makna batin ayat (yang kadang kala menyajikan maknanya yang terbalik dari ungkapan lahirnya) atau melihatnya sebagai simbol-simbol untuk sesuatu hal. Pada ayat yang lain kita temukan bahwa keduanya diciptakan dari jiwa yang sama. Dalam Genesis kita baca Tuhan menciptakan perempuan dan laki-laki, tetapi kita juga membaca Hawa diciptakan dari Adam. Teka-teki apa ini semua? Bagi Lynn Wilcox, yang mnungkin mengutip Angha, Adam dan Hawa disini adalah simbol. Pria dan wanita berasal dari sumber yang sama, dari esensi yang secara simbolis dikenal sebagai Adam. Setiap manifestasi fisik, pria dan wanita, perempuan dan laki-laki, adalah Hawa, diciptakan dari esensi ini (Adam). Esensi ini adalah manifestasi fisik, kehidupan selular baik pria maupun wanita dilambangkan oleh Hawa yang telah diperdayakan oleh Setan (Ular) itu. Jadi bukan hanya perempuan yang dapat diperdaya oleh setan, tetapi kedua-duanya. Dengan demikian, secara positif berarti juga keberadaan fisik baik pria atau wanita adalah setara dan haruslah dihormati, keduanya mempunyai kualitas dan kapabilitas yang sama untuk menghasilkan pengetahuan dan merasakan pengetahuan. Karena yang terpedaya oleh setan adalah laki-laki dan perempuan sehingga tidak lagi bisa disimpulkan hanya perempuan sebagai pembawa malapetaka. Tetapi, kita bertanya, mengapa ada bukti diskriminasi Tuhan terhadap perempuan bahwa mereka dilarang sembahyang, berpuasa atau menyentuh kitab suci dalam keadaan haid? Jawab saya, itu bukan diskriminasi melainkan sebuah dispensasi dari Tuhan, sebagaimana anak-anak suci murni tidak diwajibkan sembahyang dan puasa. Lalu mengapa perempuan dihukum mengahadapi pekerjaan rutin dirumah yang membosankan? Agama tidak melarang perempuan untuk berkarir di luar rumah, dan berada di rumah, melindungi harta, melindungi dan membimbing anak-anak dan mengurus rumah adalah pekerjaan-pekerjaan yang menciptakan suasana kehidupan surgawi di dunia. Melahirkan yang menyakitkan sebuah siksa? Tuhan lebih memilih perempuan untuk melahirkan ketimbang laki-laki, karena itu disanalah dia mewujudkan ciptaan-Nya. Dia yang dipilih Tuhan tentu ada kelebihan-kelebihan. Diskusi ini masih panjang. Wallahu alam bissawab!***

Sumber :Kompasiana

Sabtu, 04 Januari 2020

Menjaga Kesehatan Wanita Selama Liburan dan Menginap di Hotel Pemandian Air Panas Di Jepang bersama Softex Daun Sirih

Konichiwa Kesehatan organ intim harus dijaga bagi setiap wanita. Organ ini paling sensitif terhadap bakteri, jika tidak dibersihkan dapat memicu penyakit berbahaya.Selain menghadapi mood swing, wanita yang sedang datang bulan juga cenderung merasa sedikit tidak nyaman saat duduk, tidur di Penginapan Air Panas Jepang , 

atau bahkan Setuju nggak? Belum lagi  rutinitas sehari-hari yang membuat Anda tidak memiliki waktu untuk mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali dan bisa mengakibatkan timbulnya kuman.Oleh karena itu, wanita membutuhkan perlindungan maksimal serta produk yang sehat untuk menemani padatnya aktivitas pada saat datang bulan agar tetap terasa nyaman dan aman Selama Liburan di Pemandian Air Panas Di Jepang. 


Softex Daun Sirih pembalut wanita dengan ekstrak daun sirih alami. Antiseptik alami dari ekstrak daun sirih dengan 9 Extra protections Yang dapat membantu menghambat bakteri. Pembalut Slim yang dilengkapi dengan teknologi menyerap 1 detik, menjaga permukaan tetap kering dan bebas lembap, jadi kamu bisa tetap nyaman beraktivitas sepanjang hari saat Berlibur Di Jepang . Bawa dan Pakailah Setelah Sesudah Mandi Air Panas Setelah Untuk Memakai Yukata Penginapan setelah tidur Pakailah Softex Daun Sirih 29 Saat Tidur. 




Selamat Berlibur 

Arigatou!!!!! Softex Daun Sirih 


Sumber :

Alamy

Instagram